Bencana di Kota Malang Timbulkan Kerugian Hingga Rp 5,3 Miliar
Bencana di Kota Malang Timbulkan Kerugian Hingga Rp 5,3 Miliar. Sepanjang Januari hingga September 2018, setidaknya ada 144 bencana
yang terjadi di Kota Malang. Total kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp
5,3 miliar.
Bencana masih didominasi kebakaran. Misalnya 2 bencana yang terjadi pada September lalu. 14 Bencana di antaranya merupakan kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan pun tidak sedikit.
“Kebakaran pada September adalah puncaknya. 14 Kali kebakaran baik di lahan kosong maupun pemukiman warga, semakin mempertegas bahwa musim kemarau rentan dengan kebakaran,” ucap Supervisor Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Wahyu Santoso dalam keteranganya, Senin (5/10).
Adapun rincian kebakaran selama September, Kecamatan Blimbing 7 kejadian, Sukun sebanyak 6 kejadian, Kedungkandang 5 kejadian, Klojen 3 kejadian, dan Lowokwaru 2 kejadian. Dari seluruh kebakaran, umumnya disebabkan kelalaian dan korsleting listrik. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut. Total kerugian yang diderita mencapai Rp 319 juta.
“Korsleting listrik dan lupa mematikan tungku saat memasak menjadi penyebab utama kebakaran yang kami assessment. Unsur kelalaian sangat dominan,” jelas Wahyu.
Sementara pada Agustus lalu, terdapat 9 kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp 240 juta. Selanjutnya pada Oktober, ada 18 kebakaran.
Berdasarkan data yang ada, Wahyu berharap agar warga Kota Malang makin sadar akan potensi bencana di lingkungan masing-masing. “Tingkatkan kesiapsiagaan dan kenali bahayanya. Sehingga risiko bencana dapat kami kurangi,” papar Wahyu.
Apalagi saat ini memasuki peralihan musim atau pancaroba yang ditandai dengan terjadinya hujan disertai angin kencang pada pertengahan akhir Oktober 2018. Angin yang berpusat di Kecamatan Kedungkandang dengan kecepatan maksimal kurang lebih 59 km/jam, menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan merusak atap rumah warga.
Bencana masih didominasi kebakaran. Misalnya 2 bencana yang terjadi pada September lalu. 14 Bencana di antaranya merupakan kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan pun tidak sedikit.
“Kebakaran pada September adalah puncaknya. 14 Kali kebakaran baik di lahan kosong maupun pemukiman warga, semakin mempertegas bahwa musim kemarau rentan dengan kebakaran,” ucap Supervisor Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Wahyu Santoso dalam keteranganya, Senin (5/10).
Adapun rincian kebakaran selama September, Kecamatan Blimbing 7 kejadian, Sukun sebanyak 6 kejadian, Kedungkandang 5 kejadian, Klojen 3 kejadian, dan Lowokwaru 2 kejadian. Dari seluruh kebakaran, umumnya disebabkan kelalaian dan korsleting listrik. Tidak ditemukan unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut. Total kerugian yang diderita mencapai Rp 319 juta.
“Korsleting listrik dan lupa mematikan tungku saat memasak menjadi penyebab utama kebakaran yang kami assessment. Unsur kelalaian sangat dominan,” jelas Wahyu.
Sementara pada Agustus lalu, terdapat 9 kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp 240 juta. Selanjutnya pada Oktober, ada 18 kebakaran.
Berdasarkan data yang ada, Wahyu berharap agar warga Kota Malang makin sadar akan potensi bencana di lingkungan masing-masing. “Tingkatkan kesiapsiagaan dan kenali bahayanya. Sehingga risiko bencana dapat kami kurangi,” papar Wahyu.
Apalagi saat ini memasuki peralihan musim atau pancaroba yang ditandai dengan terjadinya hujan disertai angin kencang pada pertengahan akhir Oktober 2018. Angin yang berpusat di Kecamatan Kedungkandang dengan kecepatan maksimal kurang lebih 59 km/jam, menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan merusak atap rumah warga.
Comments
Post a Comment